Jumat, 06 April 2012

Jembatan Gantung Tertinggi di Dunia


Jembatan gantung tertinggi di dunia baru saja diresmikan di Cina selatan, Provinsi Hunan. Jembatan gantung Aizhai terletak 330 meter dari atas tanah.




Jembatan gantung Aizhai dibangun …


Mobil-mobil yang berkendara …


Jembatan ini bisa mempersingkat …


Proyek ini mulai Oktober 2007 …


Penduduk melihat pembukaan …


Pejalan kaki juga bisa berjalan …

16 Fakta Mencengangkan Selama Syuting "Titanic"


Oleh: Sarah B. Weir | Yahoo! Shine


Dalam rangka menyambut dirilisnya kembali film "Titanic", Yahoo! Shine melakukan penggalian lebih dalam, mengenai fakta-fakta paling gila yang terjadi selama penggarapan film yang disutradarai James Cameron tersebut. Apa sajakah itu?

1. Kadal peliharaan Leonardo DiCaprio yang bernama Blizz, mengalami cedera di lokasi syuting. Namun aktor tampan tersebut segera merawatnya dan memulihkan kondisi hewan kesayangannya itu.

2. Ternyata, awalnya sang sutradara James Cameron menginginkan agar Gwyneth Paltrow yang berperan sebagai Rose DeWitt Bukater. Selain itu, Claire Danes dan Nicole Kidman juga dipertimbangkan untuk peran itu.

3. Paramount Pictures ingin agar Matthew McConaughey berperan sebagai Jack Dawson, namun James bersikeras mengusulkan Leonardo DiCaprio. Dan Leonardo hampir menolak peran tersebut untuk bermain sebagai peran utama di film 'Boogie Nights', film tentang industri film dewasa di tahun 1970an.

4. Setelah mengetahui bahwa ia harus bertelanjang di depan Leonardo DiCaprio, Kate Winslet langsung waspada terhadap lawan mainnya itu, ketika mereka pertama kali bertemu.

5. Adegan pertama yang harus dilakukan oleh Kate dan Leonardo bersama adalah saat Jack harus melukis gambar telanjang Rose. James melakukannya dengan maksud memanfaatkan energi kegugupan dari aktor muda itu.

6. James yang menggambar sendiri sketsa telanjang dari Rose, dan tangannya ditampilkan dalam film tersebut. Gambar itu kemudian dilelang dan terjual dengan harga 16 ribu dolar Amerika (sekitar Rp 146,2 juta).

Rose DeWitt Bukater (Rose Dawson Calvert) diperankan Kate Winslet dan Gloria Stuart.7. Gloria Stuart adalah aktris tertua yang pernah menerima nominasi Oscar, untuk perannya sebagai Rose tua, pada usia 87 tahun. Dia juga merupakan satu-satunya orang yang sudah hidup saat bencana nyata Titanic terjadi.

8. Penyanyi baru, Enya menolak kesempatan untuk menyanyikan soundtrack dari film tersebut. Pekerjaan itu kemudian diberikan kepada komposer Jack Horner. Soundtrack film itu yang berjudul "My Heart Will Go On" merupakan lagu pertama dari film non-musikal yang berhasil meraih Oscar.

9. Penyanyi musik Country, Reba McEntire sebelumnya direncanakan untuk berperan sebagai Molly Brown. Namun karena jadwal yang padat, peran itu jatuh pada Kathy Bates.

Adegan "Titanic" (Foto: Getty Images)10. Selama adegan kapal tenggelam, Kate adalah satu-satunya pemeran yang tidak menggunakan pakaian dalam khusus berbasah-basahan (wetsuit). Akibatnya ia terkena pneumonia.

11. 150 pemain tambahan ditraining mengenai etika dan gaya hidup pada abad ke-20. Sebuah video edukasi juga diputar berulang-ulang di ruang ganti pakaian.

12. Kaviar Beluga benar-benar disajikan dalam ruang makan malam kelas pertama.

13. Saat film itu kehabisan anggaran, James memotong bayarannya sebagai sutradara sebesar 8 juta dolar Amerika (sekitar Rp 73,1 miliar).

Kalung Le Coeur De La Mer (Heart of the Ocean) | Foto: Getty Imag …14. Setelah malam terakhir syuting di Novia Scotia, seseorang telah menaruh obat PCP (Angel Dust, sejenis obat bius) ke dalam sup yang disajikan untuk para pemeran dan juga kru. Akibatnya delapan puluh orang mengalami sakit dan beberapa diantaranya dirawat di rumah sakit.

15. Ketika Rose melihat ke langit, saat ia menunggu kapal penyelamat, bintang-bintang di langit membentuk gugusan Heart of the Ocean.

16. Pada 2010 lalu, James mengatakan bahwa alasan sebenarnya dia ingin membuat film itu adalah agar dia bisa merekam reruntuhan kapal Titanic yang sebenarnya.

Rabu, 04 April 2012

Gaun Ilusi Optik Membuat Tubuh Terlihat Sempurna


Optical illusion dress alias gaun dengan motif ilusi optik, bisa jadi salah satu solusi untuk membuat tubuh terlihat langsing dan berlekuk indah, tanpa perlu diet atau olahraga. Gaun ini memiliki motif yang membentuk bayangan lekukan tubuh (biasanya berwarna hitam) untuk memberikan kesan tubuh lebih ramping dan berlekuk. Tentu saja, seperti namanya, tubuh indah tersebut sebetulnya hanya ilusi.





Celebrity fashion: Model Yasmin …


Kate Moss


Celebrity fashion: Kim Kardashian …


Celebrity fashion: Victoria …


Celebrity fashion: Kate Winslet …


Celebrity fashion: Kate Winslet …


Celebrity fashion: Kate Winslet …


Celebrity fashion: We like …


TOWIE’s Frankie Essex wore …


Celebrity fashion: TOWIE’s …


Alicia Keys

Cantik Itu Tak Harus Putih


Setiap perempuan ingin terlihat cantik dan tidak dapat memungkiri bahwa ia ingin tampil menawan dimanapun dan kapanpun. Namun sayang, arti cantik masih sering salah kaprah. Bahwa yang cantik adalah wanita yang kulitnya putih.
Pandangan itu membuat tiga dokter kecantikan di Yogyakarta miris. Meski tak dipungkiri kalau sekarang keberadaan industri kecantikan tidak lagi menjadi kebutuhan sampingan namun telah bergeser menjadi kebutuhan primer khususnya bagi wanita di wilayah perkotaan.
Gaya hidup perkotaan yang menuntut kesempurnaan dalam penampilan lantas memberikan peluang lebar bagi para dokter kecantikan untuk mengambil peran penting di dalamnya. Demikianlah yang kini telah dijajaki dr Rini Widiastuti, Dipl CIDESCO, dr Indah Memory, dr Luciana Kuswibawati Mkes serta dr Novita Sari.
Adalah sebuah kepuasan tersendiri bagi dr Novita Sari, seorang dokter kecantikan Esther House of Beauty Yogyakarta tatkala bisa membantu pasiennya mengatasi berbagai macam masalah kulit yang mereka hadapi.
Sebagai seorang wanita, ia memahami betul bahwa setiap wanita selalu ingin terlihat cantik dan menarik. Karenanya, ia merasa senang dan bangga ketika pasien yang datang kepadanya akhirnya bisa nampak cantik dan terbebas dari berbagai masalah kulit.
Profesinya sebagai seorang dokter kecantikan menuntut dr Novita untuk menghadapi berbagai macam pasien dengan berbagai problematika kecantikan tentunya. Mulai dari yang bermasalah dengan jerawat flek dan kerutan hingga anak-anak muda yang memaksakan diri ingin terlihat putih.
Cara pandang bahwa cantik adalah putih itu salah dan seharusnya diluruskan. Novita masih berusaha untuk memberikan pengertian kepada setiap pasiennya bahwa sebenarnya cantik itu tidak semata-mata harus putih, melainkan bersih dan sehat.
Dalam pergaulan, masalah penampilan masih menjadi hal yang utama. Terutama untuk kalangan remaja dan mahasiswa. Bukan berarti, kepribadian seseorang tidak memiliki arti penting, namun nyatanya penampilan seseorang  akan sangat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. "Kadang orang tidak memperhatikan bahwa masalah semacam ini sangat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang," tuturnya.
Dokter yang lahir pada 10 November 1982 ini memang seringkali memperhatikan perubahan sikap para pasiennya. Pada saat mereka datang dengan berbagai keluhannya, biasanya cenderung terlihat minder. Namun, akan sangat berbeda setelah mereka menjalani perawatan rutin dan akhirnya mendapatkan wajah yang bersih dan cantik, terbebas dari berbagai masalah seperti jerawat, flek, kerutan dan berbagai macam malah kulit yang seringkali diderita wanita.
"Biasanya mereka lantas terlihat percaya diri dan tampak sumringah. Kalau sudah seperti itu saya ikut senang melihatnya," ujar Novita sembari memperlihatkan foto-foto pasien di komputernya.
Secara tidak langsung profesi dokter kecantikan memang bisa membantu psikis seseorang. Masalah penampilan adalah hal yang sensitif bagi seorang wanita, dan akan sangat berpengaruh pada rasa percaya diri yang dimilikinya dan dr Novita merasa bangga bisa memiliki peran di dalamnya.

Kota Ini Dijual Seharga Rp 916 Juta, Berminat?


REPUBLIKA.CO.ID, BUFORD---Kawasan ini disebut-sebut sebagai kota terkecil di Amerika. Namanya, Buford yang terletak di Wyoming. Saat ini kota tersebut akan dijual pada pekan ini, termasuk dengan gedung sekolah dan pom bensin, dengan penawaran awal senilai 100.000 dolar AS (Rp 916 juta).
Untuk harga senilai apartemen dengan satu kamar  itu, pembeli Kota Buford, Wyoming, ini akan mendapat lebih dari 10 hektare tanah, termasuk sebuah rumah dengan tiga kamar tidur, satu garasi, dan satu menara telepon seluler.
Buford Trading Post, sebuah toko penjualan, menyebutkan lokasi kota tersebut strategis berada di sepanjang Interstate 80 (I-80), dengan ibu kota Wyoming, Cheyenne, 50 kilometer di timur, dan San Fransisco 1.800 kilometer di barat.
Kota tersebut awalnya memiliki 2.000 penduduk, namun karena gagalnya pembangunan sarana transportasi kereta api, sejumlah penduduk lokal pindah keluar dari kota itu. Hingga kini, papan penanda jalan hanya bertuliskan: "Buford. Penduduk 1 orang. Ketinggian 8.000."
Pemilik kota tersebut Don Sammons beserta keluarganya pindah ke Buford dari California pada 1980. Namun istrinya meninggal dunia beberapa tahun lalu dan anak lelakinya tumbuh besar dan merantau meninggalkan Don Sammons di kota itu. "Saya berada pada suatu titik yang berpikir untuk pensiun," kata Don Sammons yang menggambarkan dirinya sebagai wali kota.
Don Sammons menambahkan bahwa dia mengalami masa yang indah di kota tersebut. "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di Buford," lanjutnya.
Pelelangan dalam jaringan menawarkan bahwa penjualan kota tersebut meliputi pom bensin 24 jam, Kantor Pos Amerika Serikat, dan sebuah gedung sekolah yang dibangun pada 1905. Bangunan sekolah tersebut kini digunakan sebagai gedung perkantoran.
Selain itu, ada sebuah rumah dengan tiga kamar tidur modular yang dibeli pada 1994, tiga garasi dan satu kedai setengah garasi yang dibangun pada 1895, satu pondok bergaya 1990-an yang kini dipakai sebagai gudang, serta sebuah gudang gandum seluas 65 hingga 74 meter persegi.
Paket pembelian tersebut juga termasuk menara sewa seluler Union Wireless dan lapangan parkir yang sebelumnya digunakan oleh sebuah perusahaan pengiriman sebagai tempat pengendali tombol. Keterangan mengenai pelelangan, yang akan dilakukan Kamis (5/4), dapat dilihat di situs www.bufordtradingpost.com.
Ada yang berminat?

Penalti Kontroversial dan Drama di Camp Nou

barca, milan


barca, milan


barca, milan


barca, milan


barca, milan


Barcelona lolos ke semi final Liga Champions setelah mengalahkan AC Milan dengan skor 3-1 di leg II perempat final yang dilangsungkan di stadion Camp Nou, Rabu (4/4) dinihari WIB. Barca menang lewat dua penalti Messi (menit 12 dan 42) serta satu gol dari Iniesta di menit 53. Milan sempat menyamakan kedudukan menjadi 1-1 lewat tendangan Antonio Nocerino di menit 32. Namun kemenangan Barcelona mendapat kritik tajam dari pemain Milan yang menilai Azulgrana tidak berhak atas penalti kedua. Wasit Bjorn Kuipers juga menjadi sasaran kritik pemain dan pelatih Milan.

Sepak Bola Butuh Teknologi Garis Gawang?



Oleh: Hedi Novianto 


Pertandingan di San Siro pada hari Minggu (26/2) dini hari memasuki menit ke-25. Gelandang AC Milan, Sulley Muntari, mengakhiri kemelut di depan gawang Juventus dengan sundulan. Kiper Gianluigi Buffon dalam sepersekian detik menghalau bola dari sekitar gawangnya.

Menurut Muntari dan beberapa pemain Milan, bola sudah melewati garis gawang sebelum dimentahkan Buffon. Mereka juga sudah bersorak gembira. Namun apa daya, wasit Paolo Tagliavento bergeming. Dia tak menganggap ada gol karena hakim garis tidak memberi sinyal.

Dalam tayangan ulang televisi, klaim Muntari dan kawan-kawannya ternyata benar. Bola sudah melewati garis gawang Juventus sekitar satu meter sebelum dimentahkan Buffon.

Kontroversi terjadi. Bukan satu-satunya, karena di waktu selanjutnya pun terjadi kontroversi kedua kala gol (pertama) Allesandro Matri untuk Juventus dianulir Tagliavento.

Tetapi sorotan utama tetap kontroversi gol Muntari. Isu laten dalam beberapa tahun terakhir tentang penggunaan teknologi di garis gawang kembali menyeruak. Pro dan kontra kembali terjadi. Namun, benarkah sudah waktunya bagi sepak bola menggunakan teknologi garis gawang alias goal-line technology?

FIFA sejauh ini tak pernah bersikap tegas. Sang bos, Sepp Blatter, dalam banyak kesempatan lebih senang berada di wilayah abu-abu. Yang terbaru, Blatter mengaku akan mempertimbangkan penggunaan teknologi garis gawang walaupun kata final ada di pundak International Football Association Board (IFAB) — yang bertugas memberi rekomendasi perubahan hukum dan aturan sepak bola kepada FIFA.

Beberapa pelatih tenar seperti Arsene Wenger, Sir Alex Ferguson, Jose Mourinho, atau Carlo Ancelotti tak sepakat menggunakan teknologi itu. Presiden UEFA, Michel Platini, pun setali tiga uang. Legenda sepakbola Prancis itu mengatakan teknologi itu ide buruk.

Menggunakan teknologi di garis gawang untuk sepakbola akan menjadi preseden buruk. Ia bisa merembet ke hal lain, misalnya untuk menentukan offside — yang sering terjadi di sebuah pertandingan.

Penggunaan teknologi membuat wasit harus menghentikan pertandingan sejenak untuk memperhatikan tayangan ulang dan mengambil keputusan. Bila kejadian di area abu-abu dalam sebuah pertandingan sedemikian banyak, bisa dibayangkan berapa lama waktu harus terbuang. 

Satu pertandingan bisa berjalan lebih dari 100 menit. Bagaimana dengan kondisi fisik dan stamina pemain?

Bagaimana bila bola yang diberi sentuhan teknologi? Adidas sudah pernah menanamkan microchip ke dalam bola, dan hasilnya tidak memuaskan.

Beberapa kiper papan atas seperti Iker Casillas, Petr Cech dan nama lainnya mengaku tak senang dengan bola bermuatan chip. Aerodinamika bola sulit ditebak. Para pemain sekelas Cristiano Ronaldo pun menolak karena bola jadi sulit dikontrol. Sedangkan Adidas sendiri tak tertarik memproduksinya karena satu hal: tidak ekonomis alias mahal!

Sepak bola secara prinsip memang berbeda dengan cabang olahraga lain yang akrab dengan penggunaan teknologi. NFL (American Football), NHL (Liga Hockey Amerika), MLB (Liga Baseball Amerika), dan tenis adalah sebagian yang jamak menggunakannya. Tetapi jangan dilupakan bahwa olahraga tadi tidak dibatasi oleh waktu. Bila sepakbola hanya berlangsung kurang lebih 90 menit dalam level reguler maka olahraga lain tidak demikian.

Sepak bola tidak antiteknologi. Ia memang selalu terlambat dibandingkan olahraga lain dalam hal teknologi. Namun dalam satu dekade terakhir, penerapan teknologi di sepak bola diarahkan ke bagian lain. Misalnya dalam hal kepelatihan, fisioterapi, aplikasi statistik, dan sebagainya.

Sebagian orang mengatakan kontroversi dalam suatu pertandingan sepak bola adalah lumrah. Namanya juga manusia. Masalahnya, kontroversi tidak terjadi dengan sering. Mungkin dalam 10 pertandingan hanya ada 2 yang kontroversial. Lagi pula, bukankah itu yang membuat sepak bola menjadi lebih berwarna?

Menggunakan teknologi di garis gawang akan membuat sepak bola menjadi sempurna. Dan akibatnya, sentuhan manusia bisa tereliminasi. Tak ada lagi keputusan yang bisa didebat, tak rasional dan lainnya yang berbasis kompetensi manusia.  

Sepak bola menjadi permainan yang mudah ditebak, semangat bisa memudar. Apakah para penikmat menginginkan hal itu?